Minggu, 12 Maret 2017

Bossanova di Indonesia

Bossa nova malahan lebih populer dibanding Swing itu sendiri, terutama di tanah air kita. Terbukti dengan jauh lebih maraknya album Bossa Nova di tanah air dibanding Mainstream Swing Jazz. Kita tentu belum lupa saat penyanyi Rafika Duri bersama pemain gitar, Ireng Maulana menggegerkan blantika musik tanah air, dengan merilis album Bossa Nova Indonesia. Yang sebetulnya saat itu baru terolah sebagai sebuah musical style. Dan belum sampai pada musik Bossa Nova sejati.



Sukses Rafika Duri bersama Ireng, saat itu langsung menggeser album Swing Mainstream dari Jack Lesmana dan Bubi Chen. Menggeser juga popularitas Christ Kayhatu dan Embong dengan Ambon Jazz nya. Setelah sukses mengusung Rafika Duri, Ireng mengusung Ermy Kullit. Albumnya memang tidak terang-terangan tertulis label Bossa Nova. Namun dalam esensinya, album Ermy Kullit adalah Bossa Nova berbahasa Indonesia. Malahan beberapa album dari Ermy Kullit luar biasa meledak. Dan saat itu, Bossa Nova alla Indonesia menjadi semacam kewajiban dan trend di kalangan para pejabat daerah saat menggelar hajatan. Trend agar dicitrakan sebagai orang elite yang berbudaya. Saya masih ingat di tempat saya saat itu banyak sekali tante-tante istri pejabat yang memaksa diri untuk menyanyikan lagu “KASIH” dari Ermy Kullit.

Sebetulnya apa yang menjadikan Bossa Nova dapat mengukuhkan diri sedemikian dahsyatnya? Bahkan oleh para kritikus Jazz, Bossa Nova sudah dikelompokkan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari arus utama musik Jazz itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar